Seputar Dunia IT dan Fakta Unik Lainnya

Tuesday 12 November 2013

Alasan Kenapa Stadion di Inggris Tidak Memakai Pagar..


Saya berasumsi semua orang yang suka (nonton) bola pasti tahu stadion di seluruh Inggris nggak punya pagar pembatas tribun penonton dan lapangan. Jarak tribun dan lapangan pun hemat. Rata-rata kurang dari 5 meter..

Apa sebabnya? Hmm..ceritanya lumayan panjang..

Dulu, stadion Inggris sama seperti stadion manapun. Menurut FIFA, harus ada pagar pembatas. Apalagi kalau mau dipakai buat hajatan besar dan resmi. Tapi Inggris kepentok masalah di tahun 1985. Gara-garanya suporter Liverpool bikin rusuh di Belgia sewaktu final Liga Champions lawan Juventus. Ada kesalahan tentu ada sanksi. Soal kerusuhan, Eropa paling tegas. UEFA akhirnya melarang Liverpool main di Eropa selama 5 tahun. Eh uniknya, FA Inggris malah ikut nambahi hukuman. Bukan cuma Liverpool, tapi semua klub Inggris nggak boleh main di luar Inggris selama 5 tahun! Yang saya salut, nggak ada protes. 

“Lho Liverpool yang salah, kok gue kena getahnya?” Semua pasrah. Ulah fans Liverpool (yang mabuk berat dan berkategori hooligans) benar-benar menampar muka sepakbola Inggris. Mereka sepakat introspeksi. Hukuman FA nggak berhenti di situ. Ada banyak perubahan parameter keamanan lainnya. Yang paling mencolok adalah menghilangkan pagar pembatas tribun penonton dan lapangan serta nggak boleh lagi ada tribun kelas berdiri (tanpa kursi) di seantero negeri. Di Eropa, setahu saya cuma Inggris Raya yang tidak menjual tiket tanpa kursi. Ini paling sering diprotes banyak blogger bola dari Inggris. Jelas banyak yang protes karena tiket berdiri harganya murah meriah. Tapi buat FA, kelas suporter berdiri justru pusatnya biang kerok. Jadi, sekarang ini semua stadion di Inggris tanpa pagar dan tidak menjual tiket bernomor kursi.

FA sempat dicap gila oleh publik. Ada pagar saja rusuh, apalagi tidak ada pagar? Tapi FA memang organisasi berpengalaman. Ide mereka ternyata berhasil. menghilangkan pagar pembatas justru membuat dewasa suporter Inggris. FA juga bikin aturan buat mencatat identitas penonton yang masuk stadion. Sekali buat rusuh, si suporter bakal di-banned masuk stadion di seluruh Inggris. Bahkan biasanya juga dikirim tembusan ke Eropa. Di dalam stadion juga tidak boleh terlihat pasukan polisi alias harus menyamar. Indikator sebuah pertandingan tertentu aman atau enggak, juga bisa dilihat dari jumlah aparat keamanan di stadion. Contoh nyata ada di sepakbola kita. 

Balik ke soal stadion. Pasti tidak mungkin sepakbola Inggris tenang-tenang saja. Sebelum insiden kemarin, juga ada beberapa tawuran suporter. Dulu ada kasus “tendangan kung fu” Eric Cantona kepada suporter Crystal Palace di pinggir lapangan. Cuma, insiden kekerasan di sana bukan lagi kebiasaan atau tradisi. Suporter Inggris yang dulu sering bikin orang resah, sekarang justru relatif lebih santun. Bandingkan dengan tarkam Liga Indonesia. Saya kadang berpikir, jika Inggris sukses dengan cara itu, apakah bola Indonesia juga bisa ?????



Flash Back :


Tragedi Heysel adalah pemicu perubahan parameter keamanan di stadion. Peristiwa Hillsborough membuat FA mempercepat pelaksanaan itu, tidak ada pengunduran lagi.....



No comments:

Post a Comment

BILA ANDA MEMASUKKAN LINK HIDUP, MAKA AKAN OTOMATIS TERDELETE..